Rabu, 11 Juni 2014

Diagram alir pembuatan asap cair


  • Diagram alir pembuatan asap cair.



  • Perkiraan harga pembuatan alat

-         Drum besi ukuran 200 kg  @ Rp 130.000,- x 2        = Rp. 260.000,-
-         Pipa besi pipa panjang 6 meter                                  = Rp. 87.000,-
-         Tong  air sedang 1 buah 60 kg                                  = Rp. 80.000,-
-         Bak penampung ukuran 50 liter                                 = Rp. 40.000,-
Total biaya                                                               = Rp 467.000,-

  • Harga jual Asap Cair 

       - Grade 1: 45.000 / liter
       - Grade 2: 35.000 /liter
       - Grade 3: 25.000 /liter

Sebagai bahan Pengawet Makanan Non Karsinogenik
I. Proses Pirolisis material Tempurung Kelapa
Proses memisahkan material dengan pemanasan tanpa api langsung, 100kg tempurung kelapa yang sudah dibersihkan dari sabutnya dan telah diperkecil ukurannya dimasukan kereaktor pirolisis kapasitas 150kg, dipanasi dengan suhu 400-500 derajat C selama 1-2jam, akan diperoleh 3 fraksi : 1. Fraksi padat berupa arang tempurung dengan kualitas tinggi, 2. Fraksi berat berupa Tar, 3. Fraksi ringan berupa asap dan gas methane. Dari fraksi ringan kita alirkan ke pipa kondensasi sehingga diperoleh asap cair sedangkan gas methane tetap menjadi gas tak takterkondensasi (bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar). Asap cair yang diperoleh belum bisa dipergunakan untuk pengawet makanan karena masih mengandung bahan berbahaya .

II. Proses Pemurnian asap cair
Proses pemurnian asap cair untuk mendapatkan asap cair yang tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman untuk bahan pengawet makanan. Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses pirolisis diendapkan lebih dahulu satu minggu kemudian cairan diatas kita ambil dan dimasukkan kedalam alat destilasi , proses seperti pirolisis yang berbeda kalau destilasi bahannya asap cair, suhu destilasi sekitar 150 derajat C, hasil destilat kita tampung, destilat ini masih belum kita gunakan sebagai pengawet makanan masih ada lagi proses yang harus dilewati.

III. Proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif
Proses filtrasi destilat dengan zeolit aktif ditujukan untuk mendapatkan zat aktif yang benar-benar aman dari zat berbahaya. Caranya zat destilat asap cair kita alirkan ke dalam kolom zeolit aktif dan diperoleh filtrate asap cair yang aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk bahan pengawet makanan non karsinogenik.

IV. Proses Filtrasi filtrate zeolit aktif dengan Karbon Aktif
Proses filtrasi filtrate zeolit aktif dengan karbon aktif dimaksudkan untuk mendapatkan filtrate asap cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat, caranya filtrate dari filtrasi zeolit aktif dialirkan kedalam kolom yang berisi karbon aktif sehingga filtrate yang kita peroleh berupa asap cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat, maka sempurnalah asap cair sebagai bahan pengawet makanan yang aman dan efektif serta alami.

VI. Pengendalian Kualitas Kontrol
Untuk menjaga kualitas asap cair baik dari segi keamanan maupun efektivitas sebagai pengawet makanan diperlukan uji dengan memakai alat GC/MS.

Destilasi Tingkat I
Asap Cair
Pirolisis
Destilasi tingkat II
Filtrasi Zeolit aktif
Filtrasi carbon aktif
Zat pengawet Grade 2 non karsinogenik
  • Bagan Pirolisis batok/tempurung kelapa



  • Bentuk alat Pirolisis Batok Kelapa




a.       Spesifikasi Alat.

1.         Ruang pengarangan dan ruang pembakaran dibuat dari bahan plat dengan ketebalan 1,2 mm.
2.         Kapasitas ruang pengarangan 38 liter.
3.         Kapasitas ruang bakar 80 liter.
4.         Lama pengarangan dapat berlangsung sampai dengan 3.5 jam.
5.         Suhu maksimal yang dapat dicapai 450 °C.

b.      Keunggulan alat dan hasil

1.         Bahan bakar sampah selain murah juga dapat mengurangi timbunan sampah.
2.         Tidak tergantung pada bahan bakar di pasaran.
3.         Briket arang tidak mengandung unsur belerang.
4.         Dihasilkan briket arang dan asap cair.
5.         Teknologi sederhana sehingga mudah pengoperasiannya.

c.       Bahan Baku dan Bahan Bakar.

1.         Kadar air dianjurkan tidak melebihi 8 %.
2.         Bahan baku yang akan diarangkan berupa tempurung/batok kelapa.
3.         Bahan yang akan diarangkan dapat diisi penuh tetapi dianjurkan tidak diisi terlalu padat.
4.         Bahan bakar untuk memanaskan ruang pengarangan berasal dari sampah dimana bagian bawah diberi ranting untuk menahan sampah.

d.      Cara Pengoperasian Alat.

1.         Dapur pengarangan dan ruang bakar dibersihkan dari abu.
2.         Memasukkan ranting di bagian bawah/ saluran udara untuk menahan tempurung agar tidak jatuh kebawah.
3.         Memasukkan tempurung kelapa sampai setinggi di bawah ruang pengarangan.
4.         Memasang dapur/ruang pengarangan.
5.         Mengisi ruang disekeliling dapur pengarangan dengan sampah sampai penuh.
6.         Mengisi dapur pengarangan dengan tempurung kelapa yang akan dipirolisis sampai penuh.
7.         Menyulut starter dengan api sampai menyala dan bila api mulai membakar tempurung di pengarangan kemudian ditutup.
8.         Membakar tempurung bahan bakar di ruang bakar dengan membuka saluran udara dan menyulut api pada abu yang dibasahi minyak di bawah ruang bakar.
9.         Bila suhu sudah tinggi (± 400 °C) saluran udara diperkecil.
10.       Diamati asap yang keluar dari cerobong mula-mula putih setelah menipis dan warna kebiruan ruang cerobong ditutup,hal ini untuk mencegah agar arang tidak menjadi abu.
11.       Pengarangan dinyatakan selesai bila suhu di ruang pengarangan sudah di bawah 50 celsius dan ini kurang lebih setelah 3,5 jam.
12.       Asap cair yang dihasilkan ditampung yang selanjutnya dilakukan proses selanjutnya.

Selasa, 10 Juni 2014

Asap kok Cair ??

ASAP CAIR merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. Bahan baku yang banyak digunakan antara lain berbagai macam jenis kayu, bongkol kelapa sawit, tempurung kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji kayu dan lain sebagainya. Selama pembakaran, komponen dari kayu akan mengalami pirolisa menghasilkan berbagai macam senyawa antara lain fenol, karbonil, asam, furan, alkohol, lakton, hidrokarbon, polisiklik aromatik dan lain sebagainya. 

Komposisi Kimia Asap Cair

Jenis Bahan \tFenol (%) \tKarbonil (%) \tKeasaman (%) \tIndeks Pencoklatan (%)

Kayu Jati \t2.70 \t          13.58               7.21 \t          2.16

Kayu Lamtoro \t2.10 \t          10.32 \t     6.21 \t         0.96

Tempurng Klpa \t5.13 \t          13.28 \t    11.39 \t         1.18

Kayu Mahoni \t2.16 \t          15.23 \t     6.26 \t         2.11

Kayu Kamper \t2.20 \t            8.56 \t     4.27 \t         0.55

Kayu Bangkirai \t2.93 \t          12.31 \t     5.55 \t         0.84

Kayu Kruing \t2.41 \t            8.72 \t     5.21 \t         0.64

Glugu \t        3.16 \t          12.94 \t     6.61 \t         1.16

Asap cair yang telah dipisahkan dari kandungan tar berat berupa cairan bersifat asam dalam pelarut fase air dan berwarna kuning kecoklatan bergantung pada jenis kayu. Berdasarkan hasil analisa gas kromatografi terdapat 11 komponen utama yang jumlahnya relatif cukup besar di dalam asap cair. 




Manfaat asap cair

Manfaat Asap Cair :

1. Industri Pangan
Dalam industri pangan, asap cair memberi rasa dan aroma yang spesifik juga sebagai pengawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara langsung dapat dihindarkan . Perlu dicatat bahwa pengasapan tradisional mempunyai banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan ,proses tidak bisa dikendalikan , kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran , yang semuanya dapat dihindari.


2. Industri perkebunan
Asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair seperti anti jamur , anti bakteri dan antioksidan tersebut dapat memperbaiki kualitas produk karet yang dihasilkan.


3. Industri Kayu
Kayu yang diolesi dengan asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap, sehingga akan memperpanjang usia kayu.


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG DESA

Desa cibaliung merupakan salah satu dari sembilan desa yang berada di wilayah Kecamatan Cibaliung kabupaten pandeglang. Jumlah penduduk yang berada di kawasan ini sekitar 8655 warga dan 577 diantaranya merupakan penerima raskin atau bisa dikategorikann sebagai penduduk menengah kebawah.
Perekonomian masyarakat desa Cibaliung masih tergolong tertinggal. Mayoritas masyarakatnya megantungkan diri pada sektor pertanian dan masih memanfaatkan alam langsung untuk memenuhi hidupnya.  Menurut data yang kami peroleh ada 500 orang yang berprofesi sebagai petani, 431 orang buruh tani, 108 orang buruh swasta, 63 orang PNS, 93 orang pedagang, 2 orang bidan, dan 2 orang bergerak dalam bidang pelayanan jasa.
Potensi sumber daya alam yang sangat kaya nampaknya belum dimanfaatkan secara optimal, sebagian besar masyarakat masih terlena dengan kekayaan alam yang ada sehingga cenderung mengurangi minat mereka dalam mengolah sumber daya alam yang ada sehingga didapatkan hasil yang optimal dalam rangka peningkatan taraf hidup. Warga cenderung melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh para orang tua/ pendahulunya tanpa ada upaya dalam melakukan inovasi. Mereka terlihat enggan untuk mengambil resiko demi peningkatan taraf hidup.
Salah satu hasil yang terlihat menonjol di desa Cibaliung adalah kelapa, seperti kita tahu kelapa adalah salah satu tanaman yang secara keseluruhan bisa dimanfaatkan tanpa ada satu bagian pun yang terbuang. Namun selama ini para warga hanya menjual kelapa secara utuh seharga Rp. 1000,- per butir, tidak pernah terpintas dalam benak mereka untuk mengolah kelapa tersebut dahulu untuk mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi. Karena bila kelapa tersebut diolah terlebih dahulu, maka kelapa tersebut akan mendapatkan nilai tambah yang nantinya akan menaikan taraf hidup para petani.
Lembaga ekonomi yang ada di desa ini hanya 5 unit dalam bentuk kelompok simpan pinjam yang jumlah anggotanya 50 orang. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan jumlah petani dan buruh tani yang ada. Minimnya lembaga perekonomian menyebabkan desa ini kesulitan dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakatnya.
Peta sumber daya alam yang ada di desa Cibaliung bisa dilihat dari jumlah  sawah tadah hujan seluas 15 ha, tanah perkebunan rakyat 255 ha, tanah hutan 11 ha, pemukiman 10 ha, dan tanah untuk fasilitas umum seluas 7 ha.
Dari sektor perkebunan, penanamannya didominasi oleh pohon kelapa, baik yang dikelola ataupun tidak. Hasil dari perkebunan kelapa ini, pertahunnya rata-rata sekitar 1 ton/ha. Selain kelapa, ada pula perkebunan kopi, cengkeh, coklat, pinang dan karet.
Selama ini, hasil perkebunan di desa Cibaling langsung dijual dalam bentuk bahan mentah, padahal apabila sumberdaya alam tersebut diolah terlebih dahulu sebelum dijual maka dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah ini.

Pemanfaatan tempurung kelapa untuk pembuatan briket arang dan asap cair sebagai pengawet alami menjadi solusi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini disambut baik oleh masyarakat dengan adanya ketertarikan mereka untuk memulai usaha ini baik rumahan maupun UB (Usaha Bersama). Pelatihan – pelatihan kepada masyarakat telah digencarkan dan yang dibutuhkan saat ini adalah komitmen masyarakat untuk terus melanjutkan usaha ini.